Sejarah Sebagai Benteng Kerukunan Beragama (Studi Kasus Masyarakat Muslim Loloan Timur Bali)
Abstract
historical experience. Such harmony is created by the community.
The Muslim community of East Loloan- Bali becomes a model of
this kind of creation of harmony. Although Muslims in Bali are
minority in the number, they are free to perform their worship.
There is a meeting point (kalimatun sawa’) from both Muslim and
non-Muslim communities for a long time. In the past, they had
the same commitment against the invaders. This togetherness
is maintained until now in a different form. Although one of the
Muslim leaders was in power in the community, the power is
handed back to the Hindu community to maintain the continuity
of harmonious relation among adherents of different religions.
This tradition is maintained well up to now.
Keywords: harmony, history, religiousness
Kerukunan umat beragama makin menjadi kokoh jika mempunyai
landasan pengalaman sejarah. Kerukunan seperti ini terbangun
dengan sendirinya oleh masyarakat. Komunitas Muslim Loloan
Timur Bali menjadi contoh model penciptaan kerukunan jenis ini.
Meski muslim Bali termasuk minoritas dari sisi jumlah, mereka
bebas menjalankan ibadahnya. Ada titik temu ( kalimatun sawā’)
dari kedua belah pihak sejak lama. Dahulu melawan penjajah
adalah komitmen bersama. Kebersamaan ini dipertahankan
hingga kini dengan bentuknya yang lain. Meski salah satu tokoh
Islam sempat berkuasa di Komunitas Loloan, toh akhirnya
kekuasaan itu diserahkan kembali ke masyarakat Hindhu untuk
menjaga keberlangsungan hubungan antar pemeluk agama yang
berbeda ini. Kebertahanan tradisi menjaga kerukunan ini hingga
kini masih bisa dirasakan.
Kata Kunci: kerukunan, sejarah, keberagamaan
Full Text:
PDFReferences
Asal Usul Islam Loloan Bali, t.th.
”Islam Masuk Bali dari Sejumlah Daerah” dalam Kompas (Senin,
September 2008) atau lihat di http://nasional.kompas.
com/read/2008/09/22/19231915/islam.masuk.bali.dari.
sejumlah.daerah
“Loloan, Kampung Muslim di Negeri Seribu Pura”, dalam
http://berita.liputan6.com/progsus/200112/25540/
class=%27vidico%27 17/12/2001 03:57
“Unik, Akulturasi Islam dan Hindu di Bali”, (Bali Post, 2 Desember
Abdurrahman Wahid, Bunga Rampai Pesantren, Jakarta: Dharma
Bhakti, 1999.
Amin Haedari, Perluasan Peran Pesantren, http//www.republika.
co.id
Azyumardi Azra, ”Pengantar” dalam buku Nurcholish Madjid,
Bilik-bilik Pesantren: sebuah Potret Perjalanan, Jakarta:
Paramadina, 2000.
Hanun Asrohah,Pelembagaan Pesantren; Asal-Usul dan Perkembangan
Pesantren di Jawa (Disertasi), Jakarta: Institut Agama Islam
Negeri atau IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2002.
http://rozikeane.wordpress.com/sejarah-loloan/ (13/09/2010)
http://rozikeane.wordpress.com/sejarah-loloan/ (13/09/2010)
http://www.republika.co.id:8080/berita/22366/mencetak-santridi-Mastuhu. Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren. Jakarta:
INIS. 1994.
Nurcholish Madjid, Bilik-bilik Pesantren: sebuah Potret Perjalanan.
Jakarta: Paramadina, 2000.
Tim Depag RI, Pola Pembelajaran Pesantren, (Jakarta: Departemen
Agama, 2003.
Tim Depag RI. Pola Pembelajaran Pesantren. Jakarta: Departemen
Agama, 2003.
Zamachsyari Dlofier, Tradisi Pesantren: Studi Pandangan Hidup Kyai,
Jakarta, LP3ES, 1982.
NARASUMBER
Abdurrohim, Tokoh lintas agama
Ahmad. Intelektual
Hamidah, Warga
Hanifa, Intelektual, Guru
Ida Made Sugita. Agamawan, tokoh muda Hindu
Junaidi Abdillah.Cendekiawan
M. Zaki Rahman, Pengasuh pesantren
Musaddad, Budayawan
Musyarofah, Pimpinan Majelis Taklim
Sihabuddin. Tokoh muda kerukunan beragama
Taufan. Guru
DOI: http://dx.doi.org/10.47466/hikmah.v11i1.149
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.
ALHIKMAH Islamic Studies Institute (STAI ALHIKMAH) Jakarta Jl. Jeruk Purut No. 10 Cilandak Timur Pasar Minggu Jakarta Selatan 12650 Telp/Fax. (021) 7890521 E-mail: staialhikmahjakarta10@gmail.com/jurnal_hikmah@yahoo.com