HAK HADANAH PASCA PERCERAIAN MENURUT IBN HAZM

Mustori Mustori, Robi’ah Robi’ah, Rohmani Rohmani

Abstract


Abstract

Objectives of research is to know child care of law (hadanah) post divorce the according Ibn Hazm. The research was using qualitative method by approaching normative, besides the kind of method is using qualitative by describing and explanning by library research and data analyze. The result of research by child of cultivation (hadanah) postdivorce the according Ibn Hazm there is mother hand. The mother has the righter to take care of children it than him father, but Ibn Hazm have a different opinion about fall or not in child of cultivation if the mother did get married father. The according Ibn Hazm that is if the mother give burden to cultivate a child in fact get married again, there for not fallin the right cultivation. If husband be trusted in his religion and can be follower to wive there for have rules be permitted.

 

Abstrak

Penelitian ini bertujuan menggali lebih lanjut pendapat ibn Hazm tentang hak asuh anak (hadanah) pasca perceraian. Penelitian ini tergolong pada jenis penelitian pustaka (library Research). Menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan normative, penelitian ini menunjukkan bahwa pemeliharaan anak (hadanah) pasca perceraian menurut Ibn Hazm berada di tangan ibu. Ibu lebih berhak mengasuh anak tersebut di banding ayah dan pihak lainnya. Mayoritas ulama berpendapat gugurnya hak asuh anak bagi si ibu yang telah menikah lagi. Berbeda dengan pendapa Ibn Hazm yang berpendapat tidak gugurnya hak ibu yang sudah menikah lagi terhadap untuk mengasuh anaknya, dengan syarat si ibu dan suaminya dapat dipercaya dalam hal agama dan dunianya.

 


Keywords


Parent; Hadanah; Ibn Hazm Orang Tua; Hadanah; Ibn Hazm

Full Text:

PDF

References


Abdul Manan, Penetapan Hukum Acara Perdata di Lingkungan Peradilan Agama, (Jakarta: Prenada Media, 2009).

Abdurrahman Ghazali, Fikih Munakahat, cet. 4 (Jakarta: Prenada Media Group, 2010).

Achmad Muhajir, Hadhanah dalam Islam: Hak Pengasuhan Anak dalam Sektor Pendidikan Rumah, (Jurnal SAP, Vol. 2, No. 2, 2017).

Ahmad Atabik dan Khoridatul Mudhiiah, Pernikahan dan Hikmahnya Perspektif Hukum Islam, (Yudisia: Jurnal Pemikiran Hukum dan Hukum Islam, Vol. 5, No. 2, Desember 2014).

Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006).

Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, (Jakarta: Prenada Media Group, 2014).

Elimartati dan Firdaus, Hak Hadhanah dalam Putusan Pengadilan Agama, (Jurnal Ilmiah Syari’ah, Vol. 17, No. 2, 2018).

Husnatul Mahmudah, dkk., Hadhanah Anak Pasca Putusan Perceraian: Studi Komparatif Hukum Islam dan Hukum Positif Indonesia, (Sangaji: Jurnal Pemikiran Syariah dan Hukum, Vol. 2, No. 1, Maret 2018).

Ibn Hajar al-Asqalani, Bulugh al-Maram, terj. Muh. Rifa’i dan Al-Qusyairi Musbah, (Semarang: Wicaksono).

Ibn Manzur, Lisan al-‘Arab, (Mesir: Dar al-Ma’arif).

Ibn Qayyim al-Jauziyah, Zadul Ma’ad fi Hadyi Khair al-‘Ibad, terj. Masturi Ilham, dkk jilid 6, (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2008).

Ibn Quddamah, al-Mughni, (Kairo: Dar al-Manar, tt.)

Khaerul Amru Harahap, Tokoh-tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah, (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2007).

Labil dan Muflihah, Fiqih Wanita Muslimah, (Surabaya: Cahaya Agency).

Lim Amalia, Hak Asuh (Hadhanah) Anak Angkat Akibat Perceraian Orang Tua Angkat Perspektif Hukum Islam, (Hukum Perdata Islam, Vol. 21, No.2, 2020).

M. A. Rihami dan Sahrani, Fikih Munakahat, cet. II, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010).

Mardani, Hukum Keluarga Islam di Indonesia, (Jakarta: Prenada Media Group, 2016).

Masturi Hasan dan Asmul Taman, 60 Biografi Ulama Salaf, (Jakarta: Al Kautsar, 2006).

Muhammad Abdul Kaman, Kado Terindah untuk Kedua Mempelai, Terj. Tim Mitra Usaha, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2006).

Muhammad Hifni, Hak Asuh Anak Pasca Perceraian Suami Istri dalam Perspektif Hukum Islam, (Bil Dalil: Jurnal Hukum Keluarga Islam, Vol. 1, No. 2, 2016).

Muhammad Yunus, Kamus Besar Bahasa Arab-Indonesia Cet. Vlll (Jakarta: Hida Karya, Agung, 1996).

Mustori, Syariah dalam Konteks Negara Modern di Dunia Islam: Kajian Terhadap Perbandingan Model Penerapan Syariah di Asean, (Liwaul Dakwah: Jurnal Kajian Dakwah dan Masyarakat Islam, Vol. 11, No. 2, 2021).

Prihatini Purwaningsih, Hak Pemeliharaan (Hadhanah) Akibat Perceraian Ditinjau dari Hukum Positif, (Yustisi, Vol. 1, No. 2, 2014).

Rahmat Hakim, Hukum Perkawinan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2000).

Sa’id al-Afghani, Ibn Hazm wa Atsaruh fi Mujadalah Bain Shahabah, (Dar al-Fikr, 1963).

Sahal Mahfudzh, Dialog dengan Kini Sahal Mahfudzh, (Surabaya: Ampel Suci, 2003),.

Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, (Dar al-Fikr, 1995).

Slamet Abidin dan Aminuddin, Fikih Munakahat, (Bandung: CV Pustaka Setia, 1999).

Wahbah al-Zuhaili, Tafsir al-Munir, ter. Abdul Hayyie al-Kattani, dkk., (Jakarta: Gema Insani, 2014).

Yaqut al-Hamawi, Mu’jam al-Udaba’,(Kairo: Dar al-Ma’mun, tt.).

Yusuf al-Qaradawi, Faktor-Faktor Perubahan Fatwa, (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2009).




DOI: http://dx.doi.org/10.47466/hikmah.v18i1.203

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.

ALHIKMAH Islamic Studies Institute (STAI ALHIKMAH) Jakarta Jl. Jeruk Purut No. 10 Cilandak Timur Pasar Minggu Jakarta Selatan 12650 Telp/Fax. (021) 7890521 E-mail: staialhikmahjakarta10@gmail.com/jurnal_hikmah@yahoo.com